Skip to main content

Cerita Ramadhanku di Serbia tahun 2018

"Ramadhan tiba ... Ramadhan tiba ... Ramadhan tiba ... Marhaban Ya Ramadhan ... Marhaban Ya Ramadhan ... Marhaban Ya Ramadhan ... Marhaban Ya Ramadhan ..." 
Lagu Opick - Ramadhan tiba mengawali ramadhanku kali ini untuk memberikan kesan seperti suasana awal ramadhan di Indonesia. Tahun 2018 adalah tahun keduaku merasakan ramadhan di tanah rantau. Tidak semeriah dengan Ramadhan di Indonesia, ramadhan di Serbia terasa seperti hari-hari biasa, tidak ada yang istimewa. Tidak ada ta'jil, tidak ada ngabuburit maupun libur ramadhan. Hal itu dikarenakan populasi muslim di Serbia hanya 3,10 % dan kebanyakan dari mereka tinggal di kota Novi Pazar, Tutin dan Sjenica.
Di Negara yang sama di Serbia dan di kota yang berbeda di Novi Sad, aku menjalani ramadhan keduaku dengan suasana yang berbeda. Novi Sad adalah kota terbesar kedua di Serbia, ibukota provinsi otonom Vojvodina. Kota yang terkenal dengan tingkat toleransi yang tinggi dan keramahan masyarakatnya yang bahkan tidak segan untuk menyapa orang asing yang sedang terlihat muram sekalipun untuk memastikan apakah dia baik-baik saja. 
Waktu puasa di Serbia adalah 18 jam dengan waktu magrib di jam setengah 9 malam, waktu tarawih di jam 10 malam dan waktu subuh di jam 2 pagi. Tantangan terbesar bagiku maupun bagi orang-orang yang sedang melaksanakan ramadhannya di Serbia adalah untuk dapat mengatur waktu dengan baik. Waktu menjadi yang paling berharga. Membiasakan diri untuk dapat bersahabat dengan waktu dan aktivitas yang ada.
Perbedaan ramadhanku kali ini didominasi dengan kesendirianku. Aku lebih sering menikmati waktu sendiri. Memasak santapan sahur dan berbuka hanya untuk diri sendiri, sahur sendiri, buka puasa sendiri dan salat tarawih sendiri. Berkata-kata dalam hati "ternyata seperti ini ya tinggal sendirian tanpa masyarakat Indonesia lainnya". Kesendirianku, terkadang membuatku merindukan banyak hal akan suasana ramadhan di kampung halaman. Bertanya-tanya pada diri sendiri "kapan ya bisa pulang ke Indonesia?". Betapa bahagianya dapat berkumpul dengan sanak keluarga menyantap sahur dan berbuka puasa bersama serta ke masjid bersama-sama untuk menunaikan salat berjema'ah. Itu adalah keberkahan ramadhan yang luar biasa. 
Sayangngnya, pada kenyataannya aku tidak benar-benar melewati ramadhan sendirian. Karena ada keluarga kecilku di Belgrade yaitu Kak Ade, Kak Puspita, Azri, Anita & Navira yang selalu mengajak berbuka puasa, sahur dan tarawih bersama. Dan tidak berbeda dari ramadhan tahun sebelumnya, rezeki ramadhan terus mengalir di Serbia terutama di ibukota dimana letak KBRI Beograd berada. Undangan berbuka puasa bersama berdatangan setiap minggu baik dari KBRI Beograd, keluarga WNI yang sedang tinggal di Belgrade maupun dari masjid Bajrakli di Belgrade. Perjalanan dari Novi Sad ke Belgrade yang aku tempuh dengan kereta ataupun bis terasa lebih dekat, menanti kehangatan sebuah kebersamaan yang sedikit mengobati kerinduan dengan keluarga di Indonesia. Sesederhana itu bahagiaku untuk sekedar bersilaturahmi, diskusi tentang sebuah topik, belajar dan membaca Al-qur'an serta aktivitas baik lainnya yang aku habiskan bersama keluarga kecilku dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Belgrade.
Terimakasih Ya Allah untuk pertemuanku dengan bulan ramadhan. :)

Dimanapun tempat kita berada baik dalam waktu ramadhan maupun bukan, diri ini harus tetap patuh kepada-Nya, berusaha untuk tetap taat dan istiqomah meskipun banyak godaan dan tantangan yang akan dihadapi ke depan. Allah lebih dekat dari nadi kita, Dia tidak pernah melepas perhatiannya kepada hamba-Nya. 
Sudahkah membuat Allah semakin sayang kepada kita?
Semoga aku dan kamu juga semua umat muslim yang berharap akan pertemuannya dengan bulan ramadhan, dipertemukan kembali dengan bulan ramadahan, bulan yang penuh berkah dan ampunan.
Semangat untuk selalu meningkatkan keimanan!
Anissun
Serbia, 25 Juni 2018 pukul 18.00 CET.
Emir

Comments

Popular posts from this blog

Klinik Hewan ini Bagus gak?

Baru sadar bahwa ... Faktanya, bukan hanya manusia, hewan juga perlu dokter yang cocok dalam pengecekan kesehatan atau pun di saat ia sedang sakit. Tidak bisa asal pilih atau sembarang ketemu "Ah disini aja deh kayanya bagus". Kucing, Anjing, Kelinci, dan sekawanannya samasama makhluk hidup. Butuh perlakuan baik untuk tumbuh dan berkembang dengan selayaknya, ada hak yang harus dipenuhi dari pemiliknya yang mengadopsi termasuk dalam memilihkan dokter untuk mereka. Dari pengalaman menyedihkan dari Toing, aku jadi lebih tau... 1. Cek ulasan di Google 2. Setelah OK, cek sosial medianya, cek bagaimana kelengkapan kliniknya, apakah memiliki alat untuk pemeriksaan lab. Riset online berbagai macam informasi dari akun tersebut, jika tidak ada? bisa kontak nomor yang tertera di Google tadi. Jika tidak ada juga? langsung saja datang ke kliniknya. 3. datangi dokter tersebut, lihat bagaimana dokter menjelaskan kondisi Pawkids/ANabul. Dokter yang tepat: - Ia bisa menjelaskan kondisi pet de

Pagi itu, ada Aku yang mandiri

Pagi itu,  ada semilir angin yang menemani ada sekelompok dingin yang memeluki/bersamai ada bus kota yang ku naiki ada nenek dan kakek yang kadang kala menyapa dan menanyai kabarku Pagi itu, Sangat ku rindukan Meskipun rapuh Meskipun jatuh Ada banyak hal yang membuatku bangkit kembali Pagi itu, Kadang menyenangkan Kadang menjengkelkan Kadang pula menyedihkan Tapi dia selalu jadi kenangan perasaan yang selalu teringat Tentang Aku, Kehidupanku yang Mandiri, Novi Sad dan Orang-orang di dalamnya.

5 Hal yang harus dilakukan ketika berada di Luar Negeri

"Daripada nyesel, mending lakuin!" - Anissun Apa tuh? Bukan kesempatan sekali dua kali yang bisa diambil ketika mendapatkan tiket murah bahkan gratis untuk ke luar negeri, butuh effort yang lebih banyak untuk membuat kesempatan itu muncul kembali. Uang dan Waktu adalah investasi terbesar kita saat itu. Dua-duanya terasa sangat mahal, terlagi soal waktu yang gak bisa didapatkan lagi di kemudian hari.  Ya! gak semua orang punya kesempatan yang sama untuk lebih mudah bolak-balik ke luar negeri sesuka hati, terlebih aku yang bukan siapa-siapa. Daripada terlalu sibuk memikirkan bagaimana indahnya jalan-jalan dengan vibes yang berbeda. Lebih baik memikirkan tujuan apa yang bakal kamu raih disana.  Liburan terbaik menurutku bukan sekedar liburan yang membawa kesenangan saja. Namun, ada beberapa bagian yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya terutama dari perbedaan budaya yang tentunya bertolak belakang dengan tempat asal kita. Anggap saja kamu sedang ikut kelas yang dikemas