Skip to main content

BUDAYA SERBIA (EROPA TENGGARA) YANG PATUT DICONTOH (1)


SERBIA? Terasa asing di telinga ketika mendengarnya. Dalam hati aku berkata “Dimanakah Serbia?” “Adakah negara yang bernama Serbia?” 

Lalu aku membuka formulir beasiswa Serbia. Aku menemukan huruf-huruf aneh di dalamnya. Tulisan apa ini? Rasanya seperti tulisan Rusia tetapi disini negara Serbia. 

Karena bertanya pada diri sendiri, tidak mendapat jawaban. Sedang aku sudah mulai penasaran, lalu aku mengetik kata kunci “Serbia” di  Google.

Lalu munculah tampilan seperti di atas. Aku berkata kembali di dalam hati “Oh Serbia ada di Eropa” “Oh gitu”.

Ya, Serbia merupakan negara ex Yugoslavija, yang dikenal sebagai Balkan, terletak di sebelah Eropa Tenggara. 
Beberapa huruf Serbia mirip dengan huruf Rusia. Namun ... pembahasan yang ingin aku bahas bukan soal bahasa. Berat tau, takut kalian gak kuat, aku aja gak kuat :D
Nah, aku mau nanya nih sama kalian (Lu kok nanya mulu dah nis? Maafkan saya ya netijen)
Pernah gak sih kebayang di benak kalian untuk tinggal di negara Eropa? Dimana yang jelas-jelas budayanya sangat-sangat berbeda dengan kita orang Indonesia?
Aku sih gak pernah  Ngebayangin tinggal di luar kota aja belum apalagi yang jangkauannya sampai ke luar negeri. Jauh banget. Hmmm kayanya kaya gak mungkin. Meskipun pernah pun mungkin dulu hanya dalam angan atau sekedar tulis-tulis di kertas tentang negara yang ingin dituju. Akan susah diacc kalau izin ke orang tua.
Sejauh-jauhnya aku merantau selama ini masih sekitaran Tangerang-Tangerang juga (Itu mah bukan ngerantau kali Nis haha Iya iya emang bukan, cuma pindah kecamatan dan kelurahan aja)
Sampai akhirnya ... hal yang gak pernah terbayang pun terjadi. Allah Baik banget, langsung kasih hadiah tinggal di Eropa, gratis lagi, hanya modal tiket pesawat (penggunaan kata “hanya” terasa tidak tepat karena tidak sebanding dengan harga tiket pesawat). Intinya aku berasa lagi mimpi. Bersyukur banget bisa ngerasain tinggal di Eropa selama 1 tahun 10 bulan, dari bulan Januari 2017-Oktober 2018. Senorak itulah aku pas pertama menginjakkan kaki di Belgrade (ibukota Serbia), liat salju yang lagi tebel-tebelnya, ngerasain dingin yang dinginnya melebihi kulkas. Norak level ekstrim mode on haha.
Tapi tapi ... yang mau aku bahas juga bukan soal first impression aku tentang Serbia. Aku... sekarang mau bahas sedikit soal budayanya.
Jadi, aku punya teman, dia bernama Sofija (read:Sofiya). Dia adalah teman Serbia pertamaku yang aku kenal di Indonesia lewat internet. Kala itu aku memang sengaja mencari teman Serbia untuk modal speaking bahasa Serbiaku. Dan Alhamdulillah selalu ada kesempatan bertemu Sofija ketika di Serbia. Anaknya asik dan seru sekali walaupun akunya gerogi ketika kita sedang berdiskusi. Dia juga baik banget, suka bantuin aku di Serbia. Pengetahuannya pun luas banget karena memang dia termasuk ke dalam kategori mahasiswi aktif yang suka ikut banyak kegiatan. 

Terus setelah sekian lama sering ketemu dan komunikasi, aku dan teman-temanku diundang untuk pergi berkunjung ke rumahnya atau kampung halamannya di Kragujevac. Sekitar 3-4 jam perjalanan dari ibukota.
Sesampainya kami di Kragujevac, sambutan yang sangat hangat kami rasakan dari keluarga Sofija. Bahkan anjingnya pun seakan mengajak kami bermain. Banyak sekali suguhan yang disediakan, ada Pita (makanan khas Serbia, mirip seperti martabak telur dan ini enak banget karena homemade), ada eskrim, ada kue, ada coca cola. Wah merasa bersalah ini gak mengosongkan perut terlebih dahulu. Orang Serbia suka sekali kalau tamunya menghabiskan makanan yang disediakan.
Setelah kami merasa kenyang, kami diajak keliling kota, menikmati setiap pemandangan sudut-sudut kota di Kragujevac. Memang tidak terlalu jauh perbedaannya dengan ibukota. Namun suasananya yang membuat Kragujevac berbeda dengan ibukota, orang-orang yang lebih hangat.
Setelah selesai berkeliling kami diajak ke Cafe untuk sekedar bincang santai dan melihat pemandangan Kragujevac yang letaknya di balkon hotel yang terkenal di Kragujevac. Sekitar 30 menit sampai 1 jam kami disana. Adem sekali minumannya hehe. 

Setelah itu jam menunjukkan waktunya untuk makan siang, Ibunya menyiapkan makan siang yang banyak untuk kami, namun ternyata yang disediakan adalah masakan dari daging babi. Aku kira Sofija masih ingat kalau aku dan teman-teman tidak boleh memakan daging babi namun nyatanya dia pun lupa dan aku dengan PD nya tidak mengatakannya lagi (Maafkan Anis, Sofija). Dan Sofija pun mencarikan makanan yang bisa kami makan di kotanya.
Ah sebaik itu keluarga Serbia memuliakan tamunya. Benar-benar hal yang patut dicontohtoh. Mereka pun juga sangat toleransi ketika kami meminta izin untuk numpang sholat di rumahnya.
Terimakasih banyak Sofija sudah mengundang kami ke rumahmu dan berkenalan dengan keluargamu. Semoga kamu sehat terus ya.

#KATAHATICHALLENGE
#KATAHATIPRODUCTION 

Comments

Popular posts from this blog

Klinik Hewan ini Bagus gak?

Baru sadar bahwa ... Faktanya, bukan hanya manusia, hewan juga perlu dokter yang cocok dalam pengecekan kesehatan atau pun di saat ia sedang sakit. Tidak bisa asal pilih atau sembarang ketemu "Ah disini aja deh kayanya bagus". Kucing, Anjing, Kelinci, dan sekawanannya samasama makhluk hidup. Butuh perlakuan baik untuk tumbuh dan berkembang dengan selayaknya, ada hak yang harus dipenuhi dari pemiliknya yang mengadopsi termasuk dalam memilihkan dokter untuk mereka. Dari pengalaman menyedihkan dari Toing, aku jadi lebih tau... 1. Cek ulasan di Google 2. Setelah OK, cek sosial medianya, cek bagaimana kelengkapan kliniknya, apakah memiliki alat untuk pemeriksaan lab. Riset online berbagai macam informasi dari akun tersebut, jika tidak ada? bisa kontak nomor yang tertera di Google tadi. Jika tidak ada juga? langsung saja datang ke kliniknya. 3. datangi dokter tersebut, lihat bagaimana dokter menjelaskan kondisi Pawkids/ANabul. Dokter yang tepat: - Ia bisa menjelaskan kondisi pet de

Pagi itu, ada Aku yang mandiri

Pagi itu,  ada semilir angin yang menemani ada sekelompok dingin yang memeluki/bersamai ada bus kota yang ku naiki ada nenek dan kakek yang kadang kala menyapa dan menanyai kabarku Pagi itu, Sangat ku rindukan Meskipun rapuh Meskipun jatuh Ada banyak hal yang membuatku bangkit kembali Pagi itu, Kadang menyenangkan Kadang menjengkelkan Kadang pula menyedihkan Tapi dia selalu jadi kenangan perasaan yang selalu teringat Tentang Aku, Kehidupanku yang Mandiri, Novi Sad dan Orang-orang di dalamnya.

5 Hal yang harus dilakukan ketika berada di Luar Negeri

"Daripada nyesel, mending lakuin!" - Anissun Apa tuh? Bukan kesempatan sekali dua kali yang bisa diambil ketika mendapatkan tiket murah bahkan gratis untuk ke luar negeri, butuh effort yang lebih banyak untuk membuat kesempatan itu muncul kembali. Uang dan Waktu adalah investasi terbesar kita saat itu. Dua-duanya terasa sangat mahal, terlagi soal waktu yang gak bisa didapatkan lagi di kemudian hari.  Ya! gak semua orang punya kesempatan yang sama untuk lebih mudah bolak-balik ke luar negeri sesuka hati, terlebih aku yang bukan siapa-siapa. Daripada terlalu sibuk memikirkan bagaimana indahnya jalan-jalan dengan vibes yang berbeda. Lebih baik memikirkan tujuan apa yang bakal kamu raih disana.  Liburan terbaik menurutku bukan sekedar liburan yang membawa kesenangan saja. Namun, ada beberapa bagian yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya terutama dari perbedaan budaya yang tentunya bertolak belakang dengan tempat asal kita. Anggap saja kamu sedang ikut kelas yang dikemas