Aku kira ekspektasiku mengenai hidupku di luar negeri akan sukses seperti itu. Aku kira dia akan mengalir begitu saja mengikuti aliran ekspektasi yang terpikirkan olehku satu tahun yang lalu. Aku baru sadar itu hanya perkiraan saja. Takdirku ada pada tangan Tuhanku, bukan aku. Siapalah aku ini yang berharap hanya pada ekspektasi yang entah terjadi atau pun tidak. Berkekspektasi pun tidak salah, yang salah adalah caranya berekspektasi. Mungkin dia didasari dengan kepercayaan diri yang didalamnya bersembunyi keraguan karena kebahagiaan yang berlebihan dan tidak terkontrol.
Saat ini aku menyakan lagi kepada diriku sendiri. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Apa yang sebenarnya harapanku ketika kuliah di luar negeri?"
Aku teringat pada "Semuanya adalah tergantung niat". Lalu ... setelah ditelusuri aku ingin kuliah .
Kelihatannya seru yaaa bisa tinggal di luar negeri.
Homesick yang luar biasa, yang tidak cukup hanya diobati dengan komunikasi online.
Satu tahunku penuuuh dengan banyak hikmah dan hidayah yang didatangkan dari-Nya.
Aku bisa hidup di luar negeri hanya dengan ekspektasi baikku saja. Aku kira aku bisa hidup di luar negeri dengan mudah tanpa rintangan2 yang tidak pernah terbayangkan 1 tahun lalu. Perkiraan itu tidak salah, yang salah adalah yang mengira-ngira kehidupan itu, dia tidak menuntaskan tugasnya untuk menelusuri lebih dalam kehidupan yang akan di jalaninya. Setengah dari satu tahunku masih terasa biasa, hanya sedikit homesick dan membuat menangis sekali sepertinya aku hanya satu kali menangis, mungkin karena homesick yang tidak aku sadari, dan mengalihkan kemarahan itu kepada seseorang yang terbilang tidak bersalah. Menangis di kamar mandi sambil mencuci baju wkwk Kalo diingat-ingat itu lucu sekali.
Apa yang tersulit dari hidup di luar negeri?
Adaptasi, adaptasi makanan yang berbeda, adaptasi dengan orang-orang yang berbeda budaya juga bahasa, lingkungan yang tidak biasa buatku.
Di setengah satu tahunku, aku dapat melewatinya dengan hampir baik, karena aku bersama ke 5 keluarga baruku saat itu, yang tidak lain mereka berasal dari negara yang sama sepertiku, yaitu Indonesia.
Satu hal yang pertama kali aku syukuri adalah aku lebih peduli dengan waktu dan negara sendiri, dulu mana tertarik sama negara sendiri apalagi untuk tahun kapan waktu pastinya musim hujan dan musim panas.
Setengah satu tahunku yang lainnya itu tidak selancar yang pertama, aku semakin merindu, rasanya perih sekali, ingin segera pulang walaupun hanya sekedar sebentar saja, ingin peluk orang tua, ingin peluk keluarga dan keluargaku. Aku kehilangan obat untuk mengobati rasa rinduku. Aku memilih untuk hidup sendirian dan tidak berdampingan lagi dengan kelima temanku yang lainnya, kota itu tampak asing.
Travelling dengan hidup di negara asing itu dua hal yang berbeda, jika travelling hanya membutuhkan beberapa hari atau hanya sekedar mampir dan hanya sekedar tahu, jika hidup kamu harus menjalaninya setiap hari.
Pelarianku pergi ke tempat yang membuatku merasa nyaman kala itu, mau sedingin apapun, rasanya menjadi tidak dingin lagi, Di bawah pohon dan batang2 pohon yang sudah berjatuhan di pinggir danau.
Persiapan itu perlu! Iya perlu banget, walaupun kamu bilang belum kepikiran itu atau masih lama sekali.
Manusia adalahmakhluk sosial, dia tidak bisa benar benar sendirian.
Pelajaran Adab
Pelajaran Sabar & Syukur
Saat ini aku menyakan lagi kepada diriku sendiri. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Apa yang sebenarnya harapanku ketika kuliah di luar negeri?"
Aku teringat pada "Semuanya adalah tergantung niat". Lalu ... setelah ditelusuri aku ingin kuliah .
Kelihatannya seru yaaa bisa tinggal di luar negeri.
Homesick yang luar biasa, yang tidak cukup hanya diobati dengan komunikasi online.
Satu tahunku penuuuh dengan banyak hikmah dan hidayah yang didatangkan dari-Nya.
Aku bisa hidup di luar negeri hanya dengan ekspektasi baikku saja. Aku kira aku bisa hidup di luar negeri dengan mudah tanpa rintangan2 yang tidak pernah terbayangkan 1 tahun lalu. Perkiraan itu tidak salah, yang salah adalah yang mengira-ngira kehidupan itu, dia tidak menuntaskan tugasnya untuk menelusuri lebih dalam kehidupan yang akan di jalaninya. Setengah dari satu tahunku masih terasa biasa, hanya sedikit homesick dan membuat menangis sekali sepertinya aku hanya satu kali menangis, mungkin karena homesick yang tidak aku sadari, dan mengalihkan kemarahan itu kepada seseorang yang terbilang tidak bersalah. Menangis di kamar mandi sambil mencuci baju wkwk Kalo diingat-ingat itu lucu sekali.
Apa yang tersulit dari hidup di luar negeri?
Adaptasi, adaptasi makanan yang berbeda, adaptasi dengan orang-orang yang berbeda budaya juga bahasa, lingkungan yang tidak biasa buatku.
Di setengah satu tahunku, aku dapat melewatinya dengan hampir baik, karena aku bersama ke 5 keluarga baruku saat itu, yang tidak lain mereka berasal dari negara yang sama sepertiku, yaitu Indonesia.
Satu hal yang pertama kali aku syukuri adalah aku lebih peduli dengan waktu dan negara sendiri, dulu mana tertarik sama negara sendiri apalagi untuk tahun kapan waktu pastinya musim hujan dan musim panas.
Setengah satu tahunku yang lainnya itu tidak selancar yang pertama, aku semakin merindu, rasanya perih sekali, ingin segera pulang walaupun hanya sekedar sebentar saja, ingin peluk orang tua, ingin peluk keluarga dan keluargaku. Aku kehilangan obat untuk mengobati rasa rinduku. Aku memilih untuk hidup sendirian dan tidak berdampingan lagi dengan kelima temanku yang lainnya, kota itu tampak asing.
Travelling dengan hidup di negara asing itu dua hal yang berbeda, jika travelling hanya membutuhkan beberapa hari atau hanya sekedar mampir dan hanya sekedar tahu, jika hidup kamu harus menjalaninya setiap hari.
Pelarianku pergi ke tempat yang membuatku merasa nyaman kala itu, mau sedingin apapun, rasanya menjadi tidak dingin lagi, Di bawah pohon dan batang2 pohon yang sudah berjatuhan di pinggir danau.
Persiapan itu perlu! Iya perlu banget, walaupun kamu bilang belum kepikiran itu atau masih lama sekali.
Manusia adalahmakhluk sosial, dia tidak bisa benar benar sendirian.
Pelajaran Adab
Pelajaran Sabar & Syukur
15 Februari 2018 00:48
Comments
Post a Comment