Assalamu'alaikum.
Ćao!
Masih bersama denganku Anis Sundari, dan masih tentang Beasiswa.
Kali ini aku ingin membagikan pengalamanku tentang perjalananku dari Jakarta ke Belgrade.
Cukup singkat, menegangkan dan serba dadakan.
Ini adalah pertama kali perjalananku dengan pesawat dan pertama kali ke luar negeri.
Rasanya? Deg deg an pasti yaaa. Haha
Jadi ... tepat pada tanggal 16 Desember 2016 aku mendapatkan pengumuman dari profesor online courseku tentang tenggang waktu tiba di Serbia, seperti inilah sebagian isi emailnya "Student who pass the final test on the online course should arrive in Belgrade by January 8, 2017 at the latest, in order to continue studying Serbian language. The course starts on January 9, 2017."
Wow! Haha. Cukup mengganggu konsentrasi dan fokusku untuk mempersiapkan diri di ujian bahasa yang akan berlangsung pada tanggal 21 Desember 2016. Pikiranku mulai membuat banyak cabang.
Alhamdulillah aku lulus ujian A1 dengan nilai yang aku inginkan dan aku syukuri.
Setelah menerima pengumuman kelulusan bahasa. Aku disibukkan dengan pencarian dana sponsor untuk tiket pesawatku yang tidak dicover oleh beasiswa. Pertama kali mencoba adalah pencarian dana sponsor bersama dengan teman-teman yang lain dan Alhamdulillah ... ternyata ditolak, tidak ada yang tembus, mungkin karena memang agak susah untuk mencari dana bersama. Kedua kali mencoba, aku bersama Kak Puspita dan kadang aku sendiri langsung menuju ke lembaga yang sudah terlist sebelumnya ... Alhamdulillah sekitar 3 lembaga yang memberikan aku sponsor, termasuk dengan kakak kandungku (Terimakasih ya Kak ❤). 1 sponsor yang tidak diduga2 tembus, datang satu hari sebelum hari H (ini termasuk ke dalam 3 sponsor yang tadi).
Di waktu-waktu itu, setiap hari aku pasti jarang ada di rumah, sebelum atau sesudah kerja aku jalan kemana-mana, liburanku jarang dipakai untuk berlibur, 2mingguku dihabiskan untuk mencari dana, demi secarik kertas untuk penerbangan yang berharga. :')
Akhirnya dana tiket pesawat terkumpulkan, hasil dari penghasilanku sendiri dan uang sponsor yaitu sekitar IDR 5,6 jt menuju ke Belgrade. Alhamdulillah, sebelumnya hampir kepikiran engga bisa berangkat, tetapi Allah lebih ridho untuk aku pergi menuntut ilmu. Tanggal 23 Desember 2016 aku dan 3 orang temanku pergi ke travel agent Sta Travel ke tempat pilihan terakhir kami untuk membeli tiket. Berbagai drama pun terjadi di proses pertama pembelian tiket. Haha
(Oh iya btw yang berangkat ke Serbia ada 6 orang dan kami membeli tiket tanpa kepastian yang pasti dari kedubes Serbia di Jakarta. Kami nekat banget yaaa haha.)
Drama pertama di mulai ketika pembookingan tiket yang dimana hanya ada 5seat tersisa dan akhirnya membuat kami berangkat terpisah (1 orang yang berangkat di tanggal 2 Januari 2017 dan 5orang sisanya berangkat di tanggal 5 Januari 2017). Drama kedua terjadi ketika pembayaran tiket, ini adalah bagian terkonyol saat pembelian tiket haha semua ATM dipakai sebagai wadah transfer uang karena ketidaktahuan limit transfer (sampai lupa kalau aku pakai ATM kakak kandungku, jadi harus menggunakan surat kuasa untuk pengambilan uang di bank cabang). Dan drama terakhir terjadi ketika peng-issue-an tiket, dimana mbanya salah memasukkan nama. Kami mendapatkan harga tiket yang lebih murah disana.
Begitulah cerita dibalik pembelian tiket.
Tibalah di hari keberangkatan.
(Malamnya aku tidur dengan mamahku, malam yang terasa berbeda dari biasanya. Semakin terasa kami akan berjauhan selama beberapa tahun.)
Hari itu semuanya berkumpul, ada sanak keluarga, dan sahabatku dengan paket komplit. Rasanya seperti orang yang akan berangkat haji, aku yang membawa rombongan paling banyak (biasa lah yaaa orang Betawi) Haha. Kami berangkat siang hari karena khawatir jalan Jakarta penuh aka macet dan memang macet di parkirannya.
Aku dan 3 orang temanku check in jam 5 sore, yang satunya ... dia menghilang tanpa kabar. Dan kami bertemu di tempat pengecekan terakhir sebelum masuk ke dalam pesawat. Pemanggilan terakhir adalah nama teman kami. Akhirnya dia sampai juga. Kami duduk bersama di satu barisan, kebetulan pesawat tidak dipenuhi banyak orang. Kami hanya mendengarkan lagu, sholat, makan, dan menonton film di dalam pesawat karena perjalanan yang ditempuh berjam-jam.
Di dalam pesawat kedua (Abu Dhabi-Belgrade), kami duduk terpisah, dan aku tidak mendapati makan malam karena ketiduran, Alhamdulillah masih ada eskrim tersisa untuk mengganjal perut yang sangat lapar.
Kami tiba di bandara Nikola Tesla pada malam hari waktu Beograd, dan dijemput dengan pihak pemberi Beasiswa.
Sekian dan Terimakasih.
Regards,
Anissun
Avala (Beograd) 17:00 CET
22 Mei 2017.
Ćao!
Masih bersama denganku Anis Sundari, dan masih tentang Beasiswa.
Kali ini aku ingin membagikan pengalamanku tentang perjalananku dari Jakarta ke Belgrade.
Cukup singkat, menegangkan dan serba dadakan.
Ini adalah pertama kali perjalananku dengan pesawat dan pertama kali ke luar negeri.
Rasanya? Deg deg an pasti yaaa. Haha
Jadi ... tepat pada tanggal 16 Desember 2016 aku mendapatkan pengumuman dari profesor online courseku tentang tenggang waktu tiba di Serbia, seperti inilah sebagian isi emailnya "Student who pass the final test on the online course should arrive in Belgrade by January 8, 2017 at the latest, in order to continue studying Serbian language. The course starts on January 9, 2017."
Wow! Haha. Cukup mengganggu konsentrasi dan fokusku untuk mempersiapkan diri di ujian bahasa yang akan berlangsung pada tanggal 21 Desember 2016. Pikiranku mulai membuat banyak cabang.
Alhamdulillah aku lulus ujian A1 dengan nilai yang aku inginkan dan aku syukuri.
Setelah menerima pengumuman kelulusan bahasa. Aku disibukkan dengan pencarian dana sponsor untuk tiket pesawatku yang tidak dicover oleh beasiswa. Pertama kali mencoba adalah pencarian dana sponsor bersama dengan teman-teman yang lain dan Alhamdulillah ... ternyata ditolak, tidak ada yang tembus, mungkin karena memang agak susah untuk mencari dana bersama. Kedua kali mencoba, aku bersama Kak Puspita dan kadang aku sendiri langsung menuju ke lembaga yang sudah terlist sebelumnya ... Alhamdulillah sekitar 3 lembaga yang memberikan aku sponsor, termasuk dengan kakak kandungku (Terimakasih ya Kak ❤). 1 sponsor yang tidak diduga2 tembus, datang satu hari sebelum hari H (ini termasuk ke dalam 3 sponsor yang tadi).
Di waktu-waktu itu, setiap hari aku pasti jarang ada di rumah, sebelum atau sesudah kerja aku jalan kemana-mana, liburanku jarang dipakai untuk berlibur, 2mingguku dihabiskan untuk mencari dana, demi secarik kertas untuk penerbangan yang berharga. :')
Akhirnya dana tiket pesawat terkumpulkan, hasil dari penghasilanku sendiri dan uang sponsor yaitu sekitar IDR 5,6 jt menuju ke Belgrade. Alhamdulillah, sebelumnya hampir kepikiran engga bisa berangkat, tetapi Allah lebih ridho untuk aku pergi menuntut ilmu. Tanggal 23 Desember 2016 aku dan 3 orang temanku pergi ke travel agent Sta Travel ke tempat pilihan terakhir kami untuk membeli tiket. Berbagai drama pun terjadi di proses pertama pembelian tiket. Haha
(Oh iya btw yang berangkat ke Serbia ada 6 orang dan kami membeli tiket tanpa kepastian yang pasti dari kedubes Serbia di Jakarta. Kami nekat banget yaaa haha.)
Drama pertama di mulai ketika pembookingan tiket yang dimana hanya ada 5seat tersisa dan akhirnya membuat kami berangkat terpisah (1 orang yang berangkat di tanggal 2 Januari 2017 dan 5orang sisanya berangkat di tanggal 5 Januari 2017). Drama kedua terjadi ketika pembayaran tiket, ini adalah bagian terkonyol saat pembelian tiket haha semua ATM dipakai sebagai wadah transfer uang karena ketidaktahuan limit transfer (sampai lupa kalau aku pakai ATM kakak kandungku, jadi harus menggunakan surat kuasa untuk pengambilan uang di bank cabang). Dan drama terakhir terjadi ketika peng-issue-an tiket, dimana mbanya salah memasukkan nama. Kami mendapatkan harga tiket yang lebih murah disana.
Begitulah cerita dibalik pembelian tiket.
Tibalah di hari keberangkatan.
(Malamnya aku tidur dengan mamahku, malam yang terasa berbeda dari biasanya. Semakin terasa kami akan berjauhan selama beberapa tahun.)
Hari itu semuanya berkumpul, ada sanak keluarga, dan sahabatku dengan paket komplit. Rasanya seperti orang yang akan berangkat haji, aku yang membawa rombongan paling banyak (biasa lah yaaa orang Betawi) Haha. Kami berangkat siang hari karena khawatir jalan Jakarta penuh aka macet dan memang macet di parkirannya.
Aku dan 3 orang temanku check in jam 5 sore, yang satunya ... dia menghilang tanpa kabar. Dan kami bertemu di tempat pengecekan terakhir sebelum masuk ke dalam pesawat. Pemanggilan terakhir adalah nama teman kami. Akhirnya dia sampai juga. Kami duduk bersama di satu barisan, kebetulan pesawat tidak dipenuhi banyak orang. Kami hanya mendengarkan lagu, sholat, makan, dan menonton film di dalam pesawat karena perjalanan yang ditempuh berjam-jam.
Di dalam pesawat kedua (Abu Dhabi-Belgrade), kami duduk terpisah, dan aku tidak mendapati makan malam karena ketiduran, Alhamdulillah masih ada eskrim tersisa untuk mengganjal perut yang sangat lapar.
Kami tiba di bandara Nikola Tesla pada malam hari waktu Beograd, dan dijemput dengan pihak pemberi Beasiswa.
Sekian dan Terimakasih.
Regards,
Anissun
Avala (Beograd) 17:00 CET
22 Mei 2017.
Lanjut part III nya dong niss hehe
ReplyDeleteTerimakasih anonym :D Sudah diupdate chapter terbaru.
Delete