Skip to main content

KAMU.

Kamu adalah Kamu, tujuanku.
Tidak banyak yang tahu tentang Kamu.
Hidupku banyak bercerita tentangmu. Keseharianku ada bayangmu.
Kamu ... bagian dari yang tertunda dan sebagian yang aku relakan.
Kamu ... perjalanan yang ingin aku tuju, menikmati setiap detik menit dan jam dalam sehari bersama.
Kamu ... yang aku harap bisa bersama, kenyataannya Dia yang lebih tahu Kamu dan aku tidak bisa bersama.
Dan Kamu ... Hal yang ingin aku bangun dari 0.

Singgahmu sesaat ... sungguh ... sangat berarti. Memberikan makna yang sekarang baru aku sadari. Membuatku ingin bereksplorasi lebih dari yang aku tahu.
Sedikit membuat keping-keping luka, karena Kamu yang kedua.
Terimakasih :)

Ketikan-ketikan ini hanya begitu saja terjadi menceritakan Kamu.

Siapakah Kamu yang pertama?
Sebuah perjalanan yang sudah direncanakan satu/dua tahun lalu bersama sahabat yang tidak sengaja bertemu di sebuah gedung tempat bekerja. Menjadi dekat, akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama, berencana untuk meninggalkan lelah yang tersisa setelah bekerja.
Kamu itu ... "Seoul" yang tertunda. "Kemungkinan" itu masih ada ... untuk kami melihat Kamu.
Hi Seoul! Kami akan berangkat! Suatu saat! :D

Kamu yang kedua?
Laki-laki yang sudah ku kenal namanya sejak 10 tahun yang lalu. Berharap akan membangun rumah bersama tangganya bersama. Tetapi ... kami sama-sama saling terluka. Karena lalai dengan harapan, berfikir dangkal apa arti sesungguhnya berumah tangga. Dia yang diam-diam selalu penasaran dengan hubungan masa laluku dan masa sekarangku.
Ketahuilah, Kita tidak bisa bersama. Aku ... sudah merelakanmu sebelum keberangkatan itu. Selamat Berbahagia! Libatkanlah Allah untuk semua urusan dunia dan akhiratmu. Kamu orang yang baik, Dims.

Dan Kamu yang ketiga?
Bisnis yang tertunda, yang masih aku susun rapih. Manakah yang paling bermanfaat, bukan hanya untuk aku saja. Aku ingin Kamu seperti halnya dandelion yang menyebar kemana-mana ketika ditiup. Yaaa, aku ingin bersama Kamu menyebarkan manfaat seperti itu.

Bukankah rencana-Nya itu yang paling INDAH? :)
Aku selalu lebih percaya dengan-Nya.
A-Z tidak apa aku persiapkan, lalu dititipkan lewat doa-doa di atas sajadah.


(Cerita ini menceritakan pilihan dan keputusanku sebelum berangkat ke Serbia.)


ANISSUN
22.04.2017 14:35 CET
Pinosava, Belgrade, Serbia.

Comments

Popular posts from this blog

5 Hal yang harus dilakukan ketika berada di Luar Negeri

"Daripada nyesel, mending lakuin!" - Anissun Apa tuh? Bukan kesempatan sekali dua kali yang bisa diambil ketika mendapatkan tiket murah bahkan gratis untuk ke luar negeri, butuh effort yang lebih banyak untuk membuat kesempatan itu muncul kembali. Uang dan Waktu adalah investasi terbesar kita saat itu. Dua-duanya terasa sangat mahal, terlagi soal waktu yang gak bisa didapatkan lagi di kemudian hari.  Ya! gak semua orang punya kesempatan yang sama untuk lebih mudah bolak-balik ke luar negeri sesuka hati, terlebih aku yang bukan siapa-siapa. Daripada terlalu sibuk memikirkan bagaimana indahnya jalan-jalan dengan vibes yang berbeda. Lebih baik memikirkan tujuan apa yang bakal kamu raih disana.  Liburan terbaik menurutku bukan sekedar liburan yang membawa kesenangan saja. Namun, ada beberapa bagian yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya terutama dari perbedaan budaya yang tentunya bertolak belakang dengan tempat asal kita. Anggap saja kamu sedang ikut kelas yang dikemas ...

Bagian yang harus kamu ketahui sebelum Kuliah di Luar Negeri

by Anis Sundari "Wah keren ya kuliah di luar negeri" "Aku juga pengen" Begitulah komentar orang-orang ketika mendapati seseorang yang kuliah di luar negeri. Sebenarnya apa sih bagian istimewanya kuliah di luar negeri? Keren dalam hal apa? Katanya keren bisa jalan-jalan. Jujur saja ketika awal mendapatkan beasiswa aku juga berpikiran hal yang sama hehe "Ih iya ya aku keren banget bisa kuliah di luar negeri dengan beasiswa lagi". Sepertinyaaa ... aku dan orang-orang pada umumnya telah salah memaknai sebuah kata "keren" ini. Coba pikirkan baik-baik di kala senggang, di kala lapang dan di kala tenang. Katakan sebuah pernyataan bahwa Kuliah di luar negeri butuh keberanian bukan kenekatan. Lalu, tanyakan ke diri sendiri beberapa pertanyaan di bawah ini: Apa tujuanku benar-benar dalam kepastian bukan pelarian?  Apa aku udah siap ya ninggalin keluarga, teman dan orang orang tersayang untuk beberapa waktu? Apa aku udah bisa mengurusi diri send...

Aku diwawancarai GOOGLE

07 Juni 2016 It started from Facebook. Sekedar isi Biodata di kolom komentar. Tiga hari setelahnya (10 Juni 2016), ada pesan masuk di WhatsApp dari seseorang. --------------------------------------------------------------------------------------------------- Aku disuruh isi form untuk seleksi interview bersama Google. Sekian hari berlalu... Menunggu kabar, sampai akhirnya aku lupa sendiri pernah mengisi form tersebut. Mungkin karena aku tidak sabaran untuk menunggu. Bayangan negatif pun dengan gegasnya muncul menyampaikan pendapatnya. 'Kamu gagal. Kamu tidak terpilih.' Ya, dia bilang seperti itu, sedangkan aku masih belum menerima kabar kepastian antara iya ataupun tidak. Entah jawabannya apa, aku tetap menerima pendapat itu. 'Sudah lupakan, Nis. Siapalah aku ini? Menulis pun masih bisa hitungan jari.' - sisi pesimisku muncul, tak mau tertinggal dari bayangan tadi. 17 Juni 2016 Tung! Pesan masuk. 'Anis' 'Apa ini? Dari kakak itu l...