Kata orang tidak mungkin untuk berbahagia di atas kebahagian orang lain?
Dengan lantangnya aku selalu bilang 'Bahagiaku ada pada orang lain juga'.
Orang itu tetap tidak menyetujui atas pernyataanku. Dia bilang 'Masa kamu bahagia kalo lihat orang yang kamu suka bahagia bersama orang lain'.
'Kenapa Aku tidak bahagia? Sedangkan bahagia pun sudah ia dapatkan.' - Gumamku dalam hati guna menghindari perdebatan.
Hmmm, baiklah aku mengerti.
Keadaan sekarang berbeda dengan keadaan dulu.
Manusia di era sekarang lebih 'baper' untuk mendefinisikan kebahagian itu.
Aku pun dulu juga sama, pernah mendefinisikan kebahagian seperti itu.
Seperti lagu Abdul and The Coffee Theory yang judulnya 'Bahagia itu sederhana'. Memang benar, bahagia itu sederhana, sesederhana yang ingin kamu ketahui dan kamu rasakan.
Belajar dari kekecewaan di masa lalu.
Tahun lalu ...
Aku masih bergabung sebagai salah satu member oriflame.
Lalu downlineku, sebut saja dia 'Far' yang sedang berulang tahun.
Untuk membangun sebuah team yang baik di dalam jaringan, aku dan dia mempersiapkan sebuah acara, tepat bersamaan dengan ulang tahunnya.
Semua anggota team sudah confirm sebelumnya, kata mereka 'Insya Allah akan datang'.
Menunggu dan menunggu berjam-jam, tidak ada satu pun yg datang.
Panik dan khawatir karena ibunya sudah masak repot2 untuk acara tersebut. Tapi tak kunjung satu pun yang mengabari.
Tanpa berfikir panjang, aku menanyai kabar mereka. Jawabannya sungguh mengecewakan, penuh alasan yang ku anggap tidak logis, dan kami pun tidak bisa memaksa mereka untuk hadir.
'Maaf kak, aku gak bisa datang, tibatiba blabla.' - kata mereka lewat sosial media
Bila aku diposisikan sebagai temanku, aku pasti merasakan hal yang sama. Tidak seharusnya dia merasakan kekecewaaan dan kesedihan di hari bahagianya.
Beberapa kali memutar bolak balik pikiran mencoba menemukan ide, agar makanannya tidak terbuang sia-sia (mubazir) dan tidak mΔ±ngkin pun untuk dibawa pulang kembali.
'Aha. Aku ada ide' - kataku dalam diri
Aku bergegas menuju ke dapur, mengambil bungkusan dan plastik untuk membungkus makanannya.
'Far, ini kita bungkusin dulu. Gimana kalo nanti makanannya kita bagiin aja ke temen-temen deket?'
'Gatau, nis. Buang aja kali'
'Jangan. Mubazir. Nyokap lu udah buatin ini masa mau dibuang. Kita bagiin ke temen-temen aja, hitung-hitung berkah di hari ulang tahun lu. setuju ya?'
'Yaudah, terserah lu nis. Mau dikasih kemana lagi?'
'Yaudah kita jalan dulu aja far ke arah Tangerang sana'
'OK'
Dan akhirnya kita berjalan ke arah Tangerang sana, berkunjung ke rumah teman di dekat sana satu per satu. Hitung-hitung juga sebagai silaturahmi karena sudah lama tidak bertemu.
'Far, ini sisa 3. Alhamdulillah. Kasih ke siapa ya? Mmmm'
Tepat sekali, tanpa berfikir panjang untuk yang kedua kalinya. Di depanku sudah ada seorang pemulung bersama anak-anaknya yang sedang berjalan dengan sebuah gerobak. Sepertinya mereka sudah selesai dari tugasnya dan sudah waktunya untuk pulang ke rumah.
'Nah itu dia, kasih ke dia aja far. Ayuk kita samperin'
'Malu, nis'
'Kenapa harus Malu? Yaudah yuk langsung samperin bapak itu'
Jadilah, 3 bungkus makanan yang tersisa tadi diberikan kepada mereka. Dengan muka bahagia, seorang pemulung itu memastikan dengan sebuah pertanyaan 'Ini beneran untuk saya? Terimakasih banyak ya de'
'Iyaaa bapak itu untuk bapak, ambil saja'
'Alhamdulillah Ya Allah. Sukses ya de, Terimakasih banyak'
Baru kali itu rasanya melihat kebahagiaan seseorang lewat 3 bungkus makanan (isi nasi dan lauknya).
'Far, liatkan tadi bapak itu seneng banget? liatkan. Alhamdulillah.'
Setidaknya lewat mereka, aku mulai memahami bahwasanya Bahagia punya arti yang lebih luas, bukan sekedar kita merasa bahagia karena diri ini ingin bahagia sendiri.
Bahagianya tuh disini.
Jangan lupa bahagia, dan bahagiakan orang lain. Tidak perlu mewah, cukup yang sederhana saja.
Tangerang, 23 Juni 2016
23.35 WIB.
Challenge bersama Cici, 'One Day One Post'.
Dengan lantangnya aku selalu bilang 'Bahagiaku ada pada orang lain juga'.
Orang itu tetap tidak menyetujui atas pernyataanku. Dia bilang 'Masa kamu bahagia kalo lihat orang yang kamu suka bahagia bersama orang lain'.
'Kenapa Aku tidak bahagia? Sedangkan bahagia pun sudah ia dapatkan.' - Gumamku dalam hati guna menghindari perdebatan.
Hmmm, baiklah aku mengerti.
Keadaan sekarang berbeda dengan keadaan dulu.
Manusia di era sekarang lebih 'baper' untuk mendefinisikan kebahagian itu.
Aku pun dulu juga sama, pernah mendefinisikan kebahagian seperti itu.
Seperti lagu Abdul and The Coffee Theory yang judulnya 'Bahagia itu sederhana'. Memang benar, bahagia itu sederhana, sesederhana yang ingin kamu ketahui dan kamu rasakan.
Belajar dari kekecewaan di masa lalu.
Tahun lalu ...
Aku masih bergabung sebagai salah satu member oriflame.
Lalu downlineku, sebut saja dia 'Far' yang sedang berulang tahun.
Untuk membangun sebuah team yang baik di dalam jaringan, aku dan dia mempersiapkan sebuah acara, tepat bersamaan dengan ulang tahunnya.
Semua anggota team sudah confirm sebelumnya, kata mereka 'Insya Allah akan datang'.
Menunggu dan menunggu berjam-jam, tidak ada satu pun yg datang.
Panik dan khawatir karena ibunya sudah masak repot2 untuk acara tersebut. Tapi tak kunjung satu pun yang mengabari.
Tanpa berfikir panjang, aku menanyai kabar mereka. Jawabannya sungguh mengecewakan, penuh alasan yang ku anggap tidak logis, dan kami pun tidak bisa memaksa mereka untuk hadir.
'Maaf kak, aku gak bisa datang, tibatiba blabla.' - kata mereka lewat sosial media
Bila aku diposisikan sebagai temanku, aku pasti merasakan hal yang sama. Tidak seharusnya dia merasakan kekecewaaan dan kesedihan di hari bahagianya.
Beberapa kali memutar bolak balik pikiran mencoba menemukan ide, agar makanannya tidak terbuang sia-sia (mubazir) dan tidak mΔ±ngkin pun untuk dibawa pulang kembali.
'Aha. Aku ada ide' - kataku dalam diri
Aku bergegas menuju ke dapur, mengambil bungkusan dan plastik untuk membungkus makanannya.
'Far, ini kita bungkusin dulu. Gimana kalo nanti makanannya kita bagiin aja ke temen-temen deket?'
'Gatau, nis. Buang aja kali'
'Jangan. Mubazir. Nyokap lu udah buatin ini masa mau dibuang. Kita bagiin ke temen-temen aja, hitung-hitung berkah di hari ulang tahun lu. setuju ya?'
'Yaudah, terserah lu nis. Mau dikasih kemana lagi?'
'Yaudah kita jalan dulu aja far ke arah Tangerang sana'
'OK'
Dan akhirnya kita berjalan ke arah Tangerang sana, berkunjung ke rumah teman di dekat sana satu per satu. Hitung-hitung juga sebagai silaturahmi karena sudah lama tidak bertemu.
'Far, ini sisa 3. Alhamdulillah. Kasih ke siapa ya? Mmmm'
Tepat sekali, tanpa berfikir panjang untuk yang kedua kalinya. Di depanku sudah ada seorang pemulung bersama anak-anaknya yang sedang berjalan dengan sebuah gerobak. Sepertinya mereka sudah selesai dari tugasnya dan sudah waktunya untuk pulang ke rumah.
'Nah itu dia, kasih ke dia aja far. Ayuk kita samperin'
'Malu, nis'
'Kenapa harus Malu? Yaudah yuk langsung samperin bapak itu'
Jadilah, 3 bungkus makanan yang tersisa tadi diberikan kepada mereka. Dengan muka bahagia, seorang pemulung itu memastikan dengan sebuah pertanyaan 'Ini beneran untuk saya? Terimakasih banyak ya de'
'Iyaaa bapak itu untuk bapak, ambil saja'
'Alhamdulillah Ya Allah. Sukses ya de, Terimakasih banyak'
Baru kali itu rasanya melihat kebahagiaan seseorang lewat 3 bungkus makanan (isi nasi dan lauknya).
'Far, liatkan tadi bapak itu seneng banget? liatkan. Alhamdulillah.'
Setidaknya lewat mereka, aku mulai memahami bahwasanya Bahagia punya arti yang lebih luas, bukan sekedar kita merasa bahagia karena diri ini ingin bahagia sendiri.
Bahagianya tuh disini.
Jangan lupa bahagia, dan bahagiakan orang lain. Tidak perlu mewah, cukup yang sederhana saja.
Tangerang, 23 Juni 2016
23.35 WIB.
Challenge bersama Cici, 'One Day One Post'.
Keren nis!
ReplyDeletekenapa tidak bahagia? sedangkan bahagia pun sudah ia dapatkan. dapet bgtttt ini feel nyaa!
yep sekarang mah bahagianya tuh disini ya nis, bukan sakitnya tuh disini lagiππ
Nice share, nice post!
will be waiting for ur next post.
Regards : cicicipta
Hahaha Insya Allah akan diedit, masih belum selesai ceritanya, takut keburu jam ganti Hari. Kan One day One Post.
ReplyDeleteIyalah, Bahagia itu sederhana. Tapi Kenapa rasa sakit yang selalu diumbar kesana kemari.ππ